Tuesday, 3 November 2015

Bencana Kabut Asap Tingkatkan Efek Gas Rumah Kaca

 


jalurkutu.blogspot.com-Tak hanya kerugian ekonomi akibat dampak bencana asap atas kebakaran lahan hutan di Sumatera Selatan dan Kalimantan, tetapi juga berimbas terhadap makhluk hidup serat berkontribusi terhadap perubahan iklim. "Dampaknya ya perubahan iklim makin parah, belum lagi keanekaragaman hayati makin berkurang," ungkap Tri Handoko Seto, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) saat dihubungi Okezone, Senin, (2/11/2015). Lebih dari 1 miliar ton karbon dilepaskan ke atmosfer, diperkirakan melebihi emisi karbon di Amerika yang merupakan negara dengan emisi karbon terbesar kedua setelah Tiongkok. Dengan meningkatnya emisi karbon di udara, maka hal ini akan meningkatkan efek gas rumah kaca. "Semakin banyak karbon yang diemisi makin memperparah efek gas rumah kaca," tuturnya. Gas rumah kaca merupakan gas-gas yang ada di atmosfer yang menyebabkan efek rumah kaca. Gas-gas tersebut sebenarnya muncul secara alami di lingkungan, tetapi dapat juga timbul akibat aktivitas manusia, termasuk akibat kebakaran lahan hutan. Apabila gas tersebut berlebihan di atmosfer, akan menimbulkan pemanasan global. Pada tingkat tertentu, efek rumah kaca ini diperlukan oleh makhluk hidup yang ada di Bumi. Karena tanpa efek rumah kaca ini, maka planet akan menjadi sangat dingin. Teknologi Modifikasi Cuaca Para ahli internasional meyakini bahwa kebakaran hutan dan lahan gambut di Indonesia saat ini, tidak bisa ditanggulangi dengan cara apapun kecuali hujan. BPPT sebagai satu-satunya pemilik teknologi modifikasi cuaca (TMC) atau yang dikenal hujan buatan telah, sedang, dan akan terus melakukan upaya besar untuk menerapkan teknologi hujan buatan. "Kami telah berusaha dan berupaya melakukan sistem teknologi ini," ujar Ahli Rekayasa Hujan dari BPPT tersebut.

0 comments:

Post a Comment

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.comnya.com tipscantiknya.com